PENILAIAN AFEKTIF
Disusun Oleh : Sarsidi.S.Pd.SD
Tinjauan
Umum tentang Penilaian Afektif
Penilaian afektif,
bagi sebagian guru lebih sulit dilakukan dibanding penilaian kognitif atau
penilaian psikomotor. Padahal dalam dunia pendidikan seperti halnya di sekolah,
ranah afektif juga sangat perlu mendapatkan perhatian. Kenyataan selama ini di
lapangan lebih menunjukkanpenilaian afektif terkesan bagai “anak
tiri” dibanding penilaian kognitif maupun psikomotor. Ada juga
kasus-kasus di lapangan yang menunjukkan guru telah melakukan penilaian
afektif, tetapi tanpa panduan atau instrumen yang baik.
Ranah afektif sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Beberapa komponen penting ranah afektif misalnya minat dan sikap terhadap suatu mata pelajaran atau materi pelajaran. Siswa bisa memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran atau materi pelajaran tertentu, bisa juga negatif, atau netral. Harapan semua guru tentunya, siswa mereka memiliki sikap dan minat positif terhadap semua mata pelajaran atau materi pelajaran. Melalui sikap yang positif ini kemudian dapat diharapkan, siswa juga akan memiliki minat yang positif. Siswa yang mempunyai sikap positif dan minat positif terhadap suatu mata pelajaran atau materi pelajaran akan mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk berhasil dalam kegiatan pembelajaran.
Ranah afektif sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Beberapa komponen penting ranah afektif misalnya minat dan sikap terhadap suatu mata pelajaran atau materi pelajaran. Siswa bisa memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran atau materi pelajaran tertentu, bisa juga negatif, atau netral. Harapan semua guru tentunya, siswa mereka memiliki sikap dan minat positif terhadap semua mata pelajaran atau materi pelajaran. Melalui sikap yang positif ini kemudian dapat diharapkan, siswa juga akan memiliki minat yang positif. Siswa yang mempunyai sikap positif dan minat positif terhadap suatu mata pelajaran atau materi pelajaran akan mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk berhasil dalam kegiatan pembelajaran.
Langkah-Langkah
Menyusun Instrumen Penilaian Afektif
Dalam kaitan untuk mengetahui sejauh
mana sikap dan minat siswa terhadap suatu mata pelajaran atau materi pelajaran,
yang kedua termasuk bagian penting dari ranah afektif, maka guru perlu menyusun
instrumen penilaian afektif. Untuk menyusun instrumen penilaian afektif, dapat
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Pemilihan ranah afektif yang ingin
dinilai oleh guru, misalnya sikap dan minat terhadap suatu materi pelajaran.
2.
Penentuan indikator apa yang
sekiranya dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap dan minat siswa
terhadap suatu materi pelajaran
3.
Beberapa contoh indikator yang
misalnya dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap dan minat siswa
terhadap suatu materi pelajaran, yaitu: (1) persentase kehadiran atau
ketidakhadiran di kelas; (2) aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, misalnya apakah suka bertanya, terlibat aktif dalam diskusi, aktif
memperhatikan penjelasan guru, dsb.; (3) penyelesaian tugas-tugas belajar yang
diberikan, seperti ketepatan waktu mengumpul PR atau tugas lainnya; (4)
kerapian buku catatan dan kelengkapan bahan belajar lainnya terkait materi
pelajaran tersebut.
4.
Penentuan jenis skala yang digunakan,
misalnya jika menggunakan skala Likert, berarti ada 5 rentang skala, yaitu: (1)
tidak berminat; (2) kurang berminat; (3) netral; (4) berminat; dan (5) sangat
berminat.
5.
Penulisan draft instrumen penilaian
afektif (misalnya dalam bentuk kuisioner) berdasarkan indikator dan skala yang
telah ditentukan.
6.
Penelaahan dan meminta masukan teman
sejawat (guru lain) mengenai draft instrumen penilaian ranah afektif yang telah
dibuat.
7.
Revisi instrumen penilaian afektif
berdasarkan hasil telaah dan masukan rekan sejawat, bila memang diperlukan
8.
Persiapan kuisioner untuk disebarkan
kepada siswa beserta inventori laporan diri yang diberikan siswa berdasarkan
hasil kuisioner (angket) tersebut.
9.
Pemberian skor inventori
kepada siswa
10.
Analisis hasil inventori minat siswa
terhadap materi pelajaran
Bagaimana
memberikan skor dalam penilaian afektif
Teknik penskoran untuk penilaian
ranah afektif dapat dilakukan secara sederhana. Contoh, pada instrumen
penilaian minat siswa terhadap suatu materi pelajaran terdapat 10 item (berarti
ada 10 indikator), maka bila skala yang digunakan adalah skala Linkert (1
sampai 5), berarti skor terendah yang mungkin diperoleh seorang siswa adalah 10
(dari 10 item x 1) dan skor paling tinggiyang mungkin diperoleh siswa
adalah 50 (dari 10 item x 5). Bila kita membaginya menjadi 4 kategori, maka rentang
skornya adalah :skor 10 – 20 kualitas D, 21 – 30 kualitas C, 31 – 40 kualitas B,
41- 50 kualitas A
Jika dikonversi ke angka :
Contoh
: Andi mendapat Skore 17 dengan Kualitas B dari 5 indikator penilaian afektif
dengan skor maksimal 25 dengan kualitas sbb ;
5 –
10 D, 11 – 15 C, 16 – 20 B, 21-25 A. maka skor kuantitasnya adalah :
Contoh
Instrumen Penilaian Afektif
Berikut ini diberikan contoh
instrumen penilaian sikap siswa terhadap materi pelajaran IPA Dengan Tema …. KD
……
Nama Siswa : …………………………..
No
|
Pernyataan
|
Pilihan Sikap
|
||||
SS
5
|
S
4
|
N
3
|
TS
2
|
STS
1
|
||
1
|
Saya mengikuti sebaik-baiknya materi tentang energi alternative karena sangat
penting bagi kelangsungan dan kesejahteraan hidup manusia
|
|
|
|
|
|
2
|
Saya meyakini bahwa materi ini sangat menarik
|
|
|
|
|
|
3
|
Saya perlu melakukan berbagai aktivitas yang mendukung
tercapainya hasil belajar tentang energy
|
|
|
|
|
|
4
|
Saya senang melaksanakan tugas-tugas yang diberikan guru
demi terwujudnya tujuan pembelajaran tentang energi
|
|
|
|
|
|
5-10
|
Dst………(dikembangkan guru)
|
|
|
|
|
|