Minggu, 08 September 2013

PENILAIAN PSIKOMOTORIK

Oleh : SARSIDI,S.Pd.SD

Cara Menyusun Instrumen Penilaian Psikomotor

Cara Menyusun Instrumen Penilaian Psikomotor

Para GURU sudah tahu betul bahwa hasil belajar siswa dapat dikelompokkan ke dalam 3 ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Saya yakin para guru telah menguasai betul bagaimana cara menyusun instrumen penilaian ranah kognitif. Akan tetapi bagaimana dengan instrumen penilaian psikomotor. Pada tulisan ini kita akan bahas tentang penilaian ranah psikomotor

Hasil Belajar Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor adalah salah satu dari 3 ranah hasil belajar siswa, yang berkaitan dengan aktivitas fisik seperti berlari, menari, memukul, membedah, menggambar, menggunakan,melukis,dan sebagainya. Ranah psikomotor merupakan suatu jenis hasil belajar yang dalam perolehannya dicapai lewat keterampilan manipulasi dengan melibatkan otot dan kekuatan fisik. 

Hasil belajar pada ranah psikomotor yang berbentuk keterampilan itu dapat diukur pada saat siswa mengikuti proses pembelajaran ataupun sesudah proses pembelajaran.

Saat proses pembelajaran sedang berlangsung
Untuk melakukan penilaian psikomotor pada saat proses pembelajaran dengan berlangsung dapat dikakukan pengamatan langsung melalui tingkah laku yang ditunjukkan siswa selama pembelajaran
Sesudah mengikuti pembelajaran
Penilaian hasil belajar psikomotor yang dilakukan sesudah pembelajaran dilaksanakan dapat dilakukan denga cara memberikan tes kepada siswa.

Langkah-Langkah Menyusun Instrumen Penilaian Psikomotor

Untuk menilai hasil belajar psikomotor, guru paling tidak harus menyiapkan 2 dokumen, yaitu:
1.             Soal / lembar kerja / lembar tugas / perintah kerja.
2.             Instrumen pengamatan / lembar observasi berupa daftar periksa (check list) atau skala penilaian (rating scale)
Lembar observasi adalah sebuah instrumen yang digunakan untuk mengobservasi kemunculan aspek-aspek keterampilan psikomotorik yang diamati. Lembar observasi dapat berupa daftar periksa (check list) atau dapat pula berupa skala penilaian (rating scale).

Daftar periksa (check list) 
Daftar periksa berbentuk yang jawabannya tinggal memberi tanda cek (centang) pada kolom yang sesuai dengan aspek yang diamati. 

Skala penilaian (rating scale). 
Skala penilaian merupakan daftar pertanyaan / pernyataan untuk menilai kualitas pelaksanaan aspek-aspek keterampilan yang diamati dengan rentang tertentu, misalnya dengan rentang 1 - 5. 

Perlu diingat bahwa instrumen penilaian ranah psikomotor yang disusun harus mengacu kepada indikator. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan saat menyusun sebuah instrumen penilaian psikomotor adalah sebagai berikut:

1. Menyusun Soal / lembar kerja / lembar tugas / perintah kerja.
Langkah-langkahnya:
·                     Mencermati kisi-kisi instrumen (indikator) yang telah dibuat.
·                     Merumuskan bentuk soal / lembar kerja / lembar tugas / perintah kerja.berdasarkan indikator.
·                     Contoh bentuk soal:

Demontrasikan cara melakukan percakapan lewat tilpon !


 2. Menyusun instrumen pengamatan / lembar observasi
·                     Mencermati kisi-kisi instrumen (indikator) yang telah dibuat
·                     Mencermati soal / lembar tugas / perintah kerja yang telah dirumuskan.
·                     Menjabarkan aspek-aspek keterampilan yang diamati. 
·                     Contoh hasil penjabaran aspek-aspek keterampilan:


1.     Terampil menggunakan tilpon untuk bercakap-cakap
2.     Mengawali pembicaraan dengan benar
3.     Pembicaraan focus pada suatu masalah
4.     Adanya aksentuasi untuk memperjelas perkara yang dibicarakan
5.     Kejelasan lafal baik unsure kata,frase,maupun kalimat.
6.     Mengakhiri pembicaraan dengan etika yang benar.
7.     Intonasi pembicaraan enak didengar

·                     Memilih bentuk instrumen pengamatan: apakah berupa daftar periksa ( dilakukan atau tidak )atau berupa skala penilaian.
·                     Menulis instrumen pengamatan yang dipilih berdasarkan aspek-aspek keterampilan ke dalam tabel.
·                     Menelaah kembali instrumen pengamatan yang telah ditulis untuk meyakinkan bahwa sudah bagus sehingga instrumen memiliki validitas yang tinggi.
·                     Meminta orang lain untuk menelaah instrumen yang telah dibuat agar hasilnya lebih reliabel.
·                     Untuk soal dari contoh soal di atas instrumen pengamatannya dapat sebagai berikut.
·                     Contoh DAFTAR PERIKSA (Check List)


Contoh daftar periksa
:
No
Aspek Keterampilan
Dilakukan


1.     Terampil menggunakan tilpon untuk bercakap-cakap
2.     Mengawali pembicaraan dengan benar
3.     Pembicaraan focus pada suatu masalah
4.     Adanya aksentuasi untuk memperjelas perkara yang dibicarakan
5.     Kejelasan lafal baik unsure kata,frase,maupun kalimat.
6.     Mengakhiri pembicaraan dengan etika yang benar.
7.     Intonasi pembicaraan enak didengarkan



Ya
Tidak

·                     Contoh SKALA PENILAIAN (Rating Scale)


No
Aspek Keterampilan
Skore
1
2
3
4
5


1.     Terampil menggunakan tilpon untuk bercakap-cakap
2.     Mengawali pembicaraan dengan benar
3.     Pembicaraan focus pada suatu masalah
4.     Adanya aksentuasi untuk memperjelas perkara yang dibicarakan
5.     Kejelasan lafal baik unsur kata,frase,maupun kalimat.
6.     Mengakhiri pembicaraan dengan etika yang benar.
7.     Intonasi pembicaraan enak didengarkan









Ket : 5 Sangat Tepat, 4:tepat : 3 : agak tepat  2 :tidak tepat  1 : sangat tidak tepat
 Skore maksimal 35 dan minimal 7 mak Kualitas nilai psikomotorik  adalah :
7 – 14 D  : sangat kurang
15 – 21 C : cukup
22-28 B : baik
29-35 A : Baik Sekali
Jika dikonversi ke nilai  kuantitas menggunakan rumus  Jml.Skor Siswa/Skor maksimal x 100


Contoh : Dina mendapat skore 20 dengan kualitas C,maka nilai kuantitas psikomotorik Dina adalah :
Jika dikonversi ke angka :20 / 35 x 100 = 57 

Pilih Daftar Periksa (Check List) atau Skala Penilaian (Rating Scale)?

Jika guru harus memilih, apakah ia sebaiknya menyusun instrumen penilaian psikomotor dalam format daftar periksa (check list) ataukah dalam format skala penilaian (rating scale), maka guru dapat mempertimbangkan aspek berikut. Daftar periksa memiliki keunggulan yaitu lebih mudah disusun dan digunakan dibanding skala penilaian, akan tetapi perlu diperhatikan pula bahwa skala penilaian memiliki objektivitas
family:"Times New Roman"'> 

PENILAIAN AFEKTIF

PENILAIAN AFEKTIF
Disusun Oleh : Sarsidi.S.Pd.SD

Tinjauan Umum tentang Penilaian Afektif
Penilaian afektif, bagi sebagian guru lebih sulit dilakukan dibanding penilaian kognitif atau penilaian psikomotor. Padahal dalam dunia pendidikan seperti halnya di sekolah, ranah afektif juga sangat perlu mendapatkan perhatian. Kenyataan selama ini di lapangan lebih menunjukkanpenilaian afektif terkesan bagai “anak tiri” dibanding  penilaian kognitif maupun psikomotor. Ada juga kasus-kasus di lapangan yang menunjukkan guru telah melakukan penilaian afektif, tetapi tanpa panduan atau instrumen yang baik.



Ranah afektif sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Beberapa komponen penting ranah afektif misalnya minat dan sikap terhadap suatu mata pelajaran atau materi pelajaran. Siswa bisa memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran atau materi pelajaran tertentu, bisa juga negatif, atau netral. Harapan semua guru tentunya, siswa mereka memiliki sikap dan minat positif terhadap semua mata pelajaran atau materi pelajaran. Melalui sikap yang positif ini kemudian dapat diharapkan, siswa juga akan memiliki minat yang positif. Siswa yang mempunyai sikap positif dan minat positif terhadap suatu mata pelajaran atau materi pelajaran akan mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk berhasil dalam kegiatan pembelajaran.

Langkah-Langkah Menyusun Instrumen Penilaian Afektif
Dalam kaitan untuk mengetahui sejauh mana sikap dan minat siswa terhadap suatu mata pelajaran atau materi pelajaran, yang kedua termasuk bagian penting dari ranah afektif, maka guru perlu menyusun instrumen penilaian afektif. Untuk menyusun instrumen penilaian afektif, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.            Pemilihan ranah afektif yang ingin dinilai oleh guru, misalnya sikap dan minat terhadap suatu materi pelajaran.
2.            Penentuan indikator apa yang sekiranya dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap dan minat siswa terhadap suatu materi pelajaran
3.            Beberapa contoh indikator yang misalnya dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap dan minat siswa terhadap suatu materi pelajaran, yaitu: (1) persentase kehadiran atau ketidakhadiran di kelas; (2) aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, misalnya apakah suka bertanya, terlibat aktif dalam diskusi, aktif memperhatikan penjelasan guru, dsb.; (3) penyelesaian tugas-tugas belajar yang diberikan, seperti ketepatan waktu mengumpul PR atau tugas lainnya; (4) kerapian buku catatan dan kelengkapan bahan belajar lainnya terkait materi pelajaran tersebut.
4.            Penentuan jenis skala yang digunakan, misalnya jika menggunakan skala Likert, berarti ada 5 rentang skala, yaitu: (1) tidak berminat; (2) kurang berminat; (3) netral; (4) berminat; dan (5) sangat berminat.
5.            Penulisan draft instrumen penilaian afektif (misalnya dalam bentuk kuisioner) berdasarkan indikator dan skala yang telah ditentukan.
6.            Penelaahan dan meminta masukan teman sejawat (guru lain) mengenai draft instrumen penilaian ranah afektif yang telah dibuat.
7.            Revisi instrumen penilaian afektif berdasarkan hasil telaah dan masukan rekan sejawat, bila memang diperlukan
8.            Persiapan kuisioner untuk disebarkan kepada siswa beserta inventori laporan diri yang diberikan siswa berdasarkan hasil kuisioner (angket) tersebut.
9.            Pemberian  skor inventori kepada siswa
10.          Analisis hasil inventori minat siswa terhadap materi pelajaran

Bagaimana memberikan skor dalam penilaian afektif
Teknik penskoran untuk penilaian ranah afektif dapat dilakukan secara sederhana. Contoh, pada instrumen penilaian minat siswa terhadap suatu materi pelajaran terdapat 10 item (berarti ada 10 indikator), maka bila skala yang digunakan adalah skala Linkert (1 sampai 5), berarti skor terendah yang mungkin diperoleh seorang siswa adalah 10 (dari 10 item x 1) dan skor paling  tinggiyang mungkin diperoleh siswa adalah 50 (dari 10 item x 5). Bila kita membaginya menjadi 4 kategori, maka rentang skornya adalah :skor 10 – 20 kualitas D, 21 – 30 kualitas C, 31 – 40 kualitas B, 41- 50 kualitas A

Jika dikonversi ke angka :

Contoh : Andi mendapat Skore 17 dengan Kualitas B dari 5 indikator penilaian afektif dengan skor maksimal 25 dengan kualitas sbb ;
5 – 10 D, 11 – 15 C, 16 – 20 B, 21-25 A. maka skor kuantitasnya adalah :
Contoh Instrumen Penilaian Afektif
Berikut ini diberikan contoh instrumen penilaian sikap siswa terhadap materi pelajaran IPA Dengan Tema …. KD ……
Nama Siswa : …………………………..
No
Pernyataan
Pilihan Sikap
SS
5
S
4
N
3
TS
2
STS
1
1
Saya mengikuti sebaik-baiknya materi  tentang energi alternative karena sangat penting bagi kelangsungan dan kesejahteraan hidup   manusia





2
Saya meyakini bahwa materi ini sangat menarik





3
Saya perlu melakukan berbagai aktivitas yang mendukung tercapainya hasil belajar tentang energy





4
Saya senang melaksanakan tugas-tugas yang diberikan guru demi terwujudnya tujuan pembelajaran tentang energi





5-10
Dst………(dikembangkan guru)